Makin ramai aksi "I'M MUSLIM, NO #VALENTINES DAY" ini di jejaring media sosial, memang aksi ini patut diacungi jempol karena aksi ini dapat menyelamatkan remaja dari hari valentines atau (katanya) hari kasih sayang.
Seperti yang dikutip lewat Islampos.com bahwa aksi ini berawal dari spontanitas MD Community yang bertujuan untuk membentengi akidah kaum muslimin.
Memang ketika hari valentines ini dirayakan oleh kaum muslimin seakan menjadi ironi, karena banyak yang memanfaatkannya sebagai untuk berzina. Hah?!? Berzina ?!? Eiits, sebelum membahas hal yang lebih dalam, lebih baik lihat dulu sejarah hari valentines.
Menurut Wikipedia, Hari Valentines yang jatuh pada setiap tanggal 14 Februari ini merupakan hari kasih sayang yang dimana setiap pasangan menyatakan cintanya. Berkembang dibenua Eropa yang berasal dari persembahan terhadap pernikahan dewa Zeus dan Hewa.
Penyebaran hari valentines dimulai tahun 1847 oleh Esther A. Howland di Worcester, Massachusetts, Amerika Serikat. Dan sekarang tradisi hari valentines mulai berkembang di Indonesia ini, mulai dari berdua-duaan dengan pacar, membagikan coklat dan bunga sampai saling berpelukan.
Ingat sahabat, berpacaran itu jauh dari nilai-nilai Islami bahkan para Ulama menfatwakan bahwa pacaran itu termasuk zina. Berpacaran udah zina apalagi sampai berpelukan atau berciuman. Bukan muhrim tahu ! Emang belum tahu ya hukuman bagi para pezina ?
Hukumannya ialah dirajam (dilempar-lempar) dengan batu ke seluruh tubuh. Ngeri kan ? Belum lagi nanti dialam barzah akan tidur dibawah tungku perapian ditambah pada hari kiamat kelak. Allah akan tidak akan mengajak berbicara bahkan tidak memandang seorang yang berzina. Padahal semua manusia pada saat itu sangat membutuhkan syafa'at Allah.
Untuk itu, berawal dari aksi ini kita dapat menyelamatkan akhlaq remaja yang kini sudah stadium akhir. Insya Allah dengan aksi ini remaja-remaja Muslim sadar bahwa aksi ini bukan tradisi Islam dan juga bukan bagian dari Islam serta remaja kita semakin kuat jauh dari kesesatan.
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk mereka." (H.R. Abu Dawud)